Perkembangan
Era Globalisasi sekarang ini memicu orang untuk gencar berlomba-lomba menjadi
manusia modern yang selalu mengikuti perkembangan zaman, salah satunya dapat
menggunakan media internet. Seperti yang kita ketahui banyak sekali manfaat
internet tersebut, hanya saja kita harus bisa memilah-milah mana yang baik
untuk kita ataupun justru menjerumuskan kita.
Warung Internet atau sekarang yang lebih trend dengan sebutan warnet.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tak sulit untuk kita
menemui warnet. Hampir semua penjuru daerah baik desa maupun kota serta semua
lapisan masyarakat berlomba-lomba untuk mendirikan peluang usaha yang
menjanjikan berbagai keuntungan ini. Ada gula ada semut mungkin pepatah ini
dapat menggambarkan bagaimana keadaan usaha warnet saat ini. Berbagai cara
dilakukan oleh sejumlah pihak agar usaha yang ia miliki laris mulai dari harga
yang relatif murah, sarana prasarana yang lengkap dan nyaman ditawarkan. Tak
heran banyak orang yang terbuai dengan kesenangan itu.
Banyaknya
orang yang membuka jasa layanan warnet, seperti halnya dengan yang dirintis Setia Rustam, ia membuka usahanya ini sejak
sepuluh tahun yang lalu. Bapak dari tiga anak ini memutuskan untuk berbisnis di
jasa layanan warnet karena usahanya yang pertama kali ia rintis gagal, kemudian
ia tak lantas putus asa pria berusia 56 tahun ini malah beralih ke bisnis
layanan komputer. Menurutnya, usaha yang ia jalani sekarang mampu mencukupi
biaya hidup dan sekolah putra-putrinya.
Dengan
bermodal Rp 50 juta ia bisa membeli 10 unit komputer, dan dengan
buah kesabaran itu akhirnya
usahanya bisa bertahan hingga saat ini. Setia Rustam adalah anak paling bungsu
dari 20 bersaudara, berdarah Cina. Baginya, pendidikan tidak terlalu
berpengaruh untuk membuat orang menjadi sukses. Seperti halnya dengan Setia
Rustam sendiri, yang hanya menikmati pendidikan sampai Sekolah Menengah Pertama
saja. Lantas berkat niat dan usaha yang gigih bisa membuatnya membuka usaha
warnet tersebut, belajar sendiri untuk mengenal computer merupakan tonggak
keberhasilannya.
Menurutnya
pertama buka memang pengunjungnya tidak terlalu ramai, tapi lama kelamaan
semakin ramai. Setiap pengunjung cukup membayar Rp.4.000,00 selama satu jam.
Dan jika menggunakan komputer selama lima jam akan mendapat bonus satu jam.
Untuk penghasilannya sendiri, ia memperoleh Rp.250 ribu perhari. Dengan modal kesabaran saat ini ia bisa
menambah 12 unit komputer, dan sekarang sudah ada 22 unit komputer. Pak Setia
Rustam telah membuktikan kepada kita, bahwa kesabaranlah yang membuatnya bisa
bertahan sampai saat ini.
Akan tetapi keberadaan warnet yang kian menjamur bak di musim hujan ini
juga menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Ada masyarakat yang
merasa diuntungkan dengan keberadaannya karena dapat mempermudahkan mereka
untuk mencari tugas kuliah, tugas kantor, chating dengan orang yang jauh dan
masih banyak segudang kegiatan yang dapat dilakukan di sini. Hal ini sama
dengan yang di sampaikan oleh Ros, nenek berusia 75 tahun berberapa waktu yang
lalu. Baginya dulu orang yang sering ke warnet adalah
orang pintar, tahu masalah teknologi khususnya internet. karena bisa mencari
apapun dari internet (warnet) tinggal ketik apa yang dicari sudah ketemu,
Tapi siapa sangka
derasnya arus globalisasi yang kian hari semakin pesatnya telah mengubah fungsi
warnet hingga tak seindah persepsi orang dulu. Warnet sendiri tidak terlepas
dari berbagai masalah seperti pornografi. Banyak negara yang masih memandang
internet adalah salah satu media dimana pornografi dapat diakses oleh pengguna.Selain
itu citra negatif ditimbulkan juga dari perilaku asusila yang belakangan ini
semakin mengemuka, dan memprihatinkan lagi ada yang memanfaatkan sebuah warnet
untuk ketemuan kawula muda mudi, atau lebih dikenal tempat pacaran dengan
alasan belajar mecari tugas bersama temannya.
Banyak hal yang bisa menjadi
cerminan dampak positif maupun negative. Contohnya saja Adiyanto Kusuma siswa
SMP Negeri 1 Bintan kelas VII sangat hobi ke warnet. Bahkan ketika hari libur,
ia dan teman-temannya start ke warung internet (WarNet) pukul 5 subuh.
Anak
laki-laki bertubuh subur ini memang sangat rajin dimanapun ia berada.
Kegemarannya pergi ke warnet tidak hanya untuk bermain game seperti yang
lainnya. Ia mencari ilmu dan mempelajarinya melalui membaca situs-situs yang
berisikan ilmu pengetahuan.Ketika ia mulai jenuh dengan apa yang ia baca,
barulah ia mencoba permainan di situs online. Bagi siswa SMP ini warnet itu asyik, seru, dan
banyak ilmu pengetahuan yang didapatkan dari Mbah google.
Anak
pertama dari dua bersaudara ini heran dengan teman-temannya yang mengaguminya.
Ujian tengah semester tahun 2013 ini ia mendapatkan juara pertama, dan
sebelumnya ia mendapatkan juara kedua. Walaupun demikian, ia dipantau oleh
orang tuanya. Oleh karena itu ia terjauh hal-hal yang negatif dari warnet itu
sendiri.
Anak sulung yang berumur 14 tahun
ini sangat mempunyai kegemaran yang bervariatif. Apapun yang bisa ia lakukan
pasti dikerjakan. Ia tidak biasa membuang waktu untuk bersantai-santai. Keseringannya
pergi ke warnet, dapat meningkatkan pengetahuannya dan prestasinya. Hal itu
dibuktikan olehnya dalam prestasi di kelas.
Akan tetapi masih ada sekelompok orang
tua yang meresahkan buah hati yang mereka cintai karena sudah terbawa derasnya kemajuan IPTEK.
Banyak putra-putri mereka yang rela menghabiskan waktunya seharian untuk di
warnet. Entah apa yang mereka lakukan, para orang tuapun tak semua
mengetahuinya.
Menurut
Suranti ibu tiga orang anak ini menuturkan bahwa buah hatinya yang kedua hobi
sekali main di warnet hingga kadang lupa waktu. Wanita kelahiran 16 Maret 1968
ini juga mengaku miris dengan berbagai kasus yang berkaitan dengan Internet. Ia
mengharapkan warnet itu sebaiknya tidaklah terlalu tertutup, apalagi bilik per
komputer yang diberi pintu itu sangat berbahaya atau bahkan sangat memberi
kesempatan bagi muda-mudi yang masuk berdua untuk melakukan hal yang tidak
baik. Selain itu ia juga mengharapkan, pihak kepolisian atau yang terkait dalam
waktu yang berkala dan terus menerus (kontinyu) melakukan razia terhadap
warnet-warnet yang menyimpan gambar atau video-video porno di hardisk komputer.
Diana, seorang pemilik salon ini
juga mengatakan agar untuk para peyedia jasa internet dapat memberlakukan jam
malam bagi para siswa. Karena menurutnya usaha penutupan warnet tidak akan
memberikan pengaruh apapun justru ia merasa jika warnet ditutup sama saja kita menutup usaha seseorang.
Sementara untuk Satpol PP tidak mudah
untuk percaya terhadap para siswa yang mengaku bahwa sekolahnya masuk siang
ketika terjaring razia. Akan tetapi menurut wanita 30 tahun ini para pelajar
sudah pintar ia tidak menggunakan pakaian seragam ketika bermain internet.
Menanggapi keluh kesah para orang
tua ini Pemerintah Kota Tanjungpinang akan melakukan tata tertib dunia maya.
Hal ini merupakan langkah posesif untuk menghilangkan situs porno serta
pihaknya akan mengawasi aturan dalam pemakaian internet khususnya para pelajar.
Mereka juga akan merencanakan untuk mengundang pengusaha warnet dan guru BP untuk
mensosialisasikan manfaat dari internet itu sendiri terutama untuk pelajar.
Selain itu dengan pemberlakuan jam
malam bagi pelajar diharapkan dapat mencegah terjadinya perilaku menyimpang
dikalangan pelajar yang mulai identic dengan pergaulan bebas. Hal ini
sejalan dengan yang di sampaikan Rustam
peraturan pemerintah yang mewajibkan khusus untuk anak sekolah batas waktunya
pukul 21.30 WIB ia sudah menyuruh pelajar pulang. Sementara situs- situs yang membahayakan moral anak-
anak, warnet ini tidak menyediakan, karena sudah diblokir. Susah memang
jika ingin mengembalikan manfaat warnet
seperti dulu yaitu warnet sebagai tempat belajar atau perpustakaan online.
Pesatnya kemajuan zamanlah yang menuntut
kita untuk berkembang tapi mengenal teknologi cukup kita ambil positifnya
saja.Itulah yang kini merupakan tanggung
jaawab bersama.