Warnet
Positif atau Negatif ?
Warung Internet atau
sekarang yang lebih trend dengan sebutan warnet. Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi tak sulit untuk kita menemui warnet. Karena hampir
semua daerah baik desa maupun kota serta semua lapisan masyarakat berlomba-lomba
untuk mendirikan peluang usaha yang menjanjikan berbagai keuntungan ini. Ada
gula ada semut mungkin pepatah ini dapat menggambarkan bagaimana keadaan usaha
warnet saat ini. Berbagai cara dilakukan oleh sejumlah pihak agar usaha yang ia
miliki laris mulai dari harga yang relative murah, sarana prasarana yang
lengkap dan nyaman ditawarkan. Tak heran banyak orang yang terbuai dengan
pelayanan itu.
Akan
tetapi keberadaan warnet yang kian menjamur bak di musim hujan juga menimbulkan
pro dan kontra dari berbagai kalangan. Ada masyarakat yang merasa diuntungkan
dengan keberadaannya karena dapat mempermudahkan mereka untuk mencari tugas
kuliah, tugas kantor, chating dengan orang yang jauh dan masih banyak segudang
kegiatan yang dapat dilakukan di sini. Hal ini sama dengan yang di sampaikan
oleh Ros, nenek berusia 75 tahun berberapa waktu yang lalu. Baginya dulu orang
yang sering ke warnet adalah orang pintar, tahu masalah teknologi khususnya
internet. karena bisa mencari apapun dari internet (warnet) tinggal ketik apa
yang dicari sudah ketemu,
Tapi
siapa sangka derasnya arus globalisasi yang kian hari semakin pesatnya telah
mengubah fungsi warnet hingga tak seindah persepsi orang dulu. Warnet sendiri
tidak terlepas dari berbagai masalah seperti pornografi. Banyak negara yang
masih memandang internet adalah salah satu media dimana pornografi dapat
diakses oleh pengguna. Selain itu citra negatif ditimbulkan juga dari perilaku asusila
yang belakangan ini semakin mengemuka, dan memprihatinkan lagi ada yang
memanfaatkan sebuah warnet untuk ketemuan kawula muda mudi, atau lebih dikenal
tempat pacaran dengan alasan belajar mecari tugas bersama temannya.
Hal
inilah mulai meresahkan sekelompok orang tua karena buah hati yang mereka
cintai sudah terbawa derasnya kemajuan IPTEK. Banyak putra-putri mereka yang
rela menghabiskan waktunya seharian untuk di warnet. Entah apa yang mereka
lakukan, para orang tuapun tak semua mengetahuinya. Menurut Suranti ibu tiga
orang anak ini menuturkan bahwa buah hatinya yang kedua hobi sekali main di
warnet. Sang putra bisa menghabiskan waktunya di warnet dari pagi hingga
petang. Saat di tanya sang bunda Rahmat yang kini duduk di kelas 1 di salah satu
SMP di Tanjungpinang mengaku dirinya di warnet hanya main game saja, kadang juga
pula hanya sekedar mengupdate status di jejaring social.
Wanita
kelahiran 16 Maret 1968 ini juga mengaku miris dengan berbagai kasus yang
berkaitan dengan Internet. Ia mengharapkan warnet itu sebaiknya tidaklah
terlalu tertutup, apalagi bilik per komputer yang diberi pintu itu sangat
berbahaya atau bahkan sangat memberi kesempatan bagi muda-mudi yang masuk
berdua untuk melakukan hal yang tidak baik. Selain itu ia juga mengharapkan . Pihak
kepolisian atau yang terkait dalam waktu yang berkala dan terus menerus
(kontinyu) melakukan razia terhadap warnet-warnet yang menyimpan gambar atau
video-video porno di hardisk komputer.
Diana,
seorang pemilik salon ini juga mengatakan agar untuk para peyedia jasa internet
dapat memberlakukan jam malam bagi para siswa. Karena menurutnya usaha penutupan
warnet tidak akan memberikan pengaruh apapun justru ia merasa jika warnet
ditutup sama saja kita menutup usaha
seseorang. Sementara untuk Satpol PP tidak
mudah untuk percaya terhadap para siswa yang mengaku bahwa sekolahnya
masuk siang ketika terjaring razia. Akan tetapi menurut wanita 30 tahun ini
para pelajar sudah pintar ia tidak menggunakan pakaian seragam ketika bermain
internet.
Susah memang jika ingin mengembalikan manfaat warnet seperti
dulu yaitu warnet sebagai tempat belajar atau perpustakaan online.
Pesatnya kemajuan zamanlah yang menuntut
kita untuk berkembang tapi mengenal teknologi cukup kita ambil positifnya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar